Minggu, 09 Oktober 2016

Waktu, Ruang, dan Benda Kita adalah Milik Anak

(Waktu, Ruang, dan Benda Kita adalah Hak Anak)

Ayah/Bunda, mari kita lupakan sejenak GPO. Mari kita bernostalgia tentang masa kecil putra/putri kita.

Apakah Ayah/Bunda masih ingat masa kecil putra/putri kita?
1.     Apakah putra/putri kita pernah memecahkan benda kesayangan Ayah/Bunda? Apa yang Ayah/Bunda lakukan?
Saya memilih mengosongkan rumah dari benda-benda kesayangan daripada harus berkata, “Hati-hati! Tahu nggak sih, benda ini mahal sekali. Mama membelinya langsung dari Bangkok.”
2.     Apakah putra/putri kita membuat berantakan rumah? Apa yang Ayah/Bunda lakukan?
Saya akan merapikannya jika tidak lelah, atau membiarkannya tetap berantakan jika tidak sanggup.
3.     Apakah pernah putra/putri kita membuat berantakan kosmetik kita?Apa yang Bunda lakukan?
Suatu sore, ketika pulang mengajar, anak saya dengan bangganya memamerkan hasil lukisannya, “Mama, ayo lihat gambarku.”
Apa yang terjadi? Dia menggambar di seprei menggunakan lipstick saya yang baru dibeli. Hampir saja marah. Tapi saya hanya terdiam dan memuji gambarnya, “O iya. Gambarnya bagus sekali.” (Sambil menahan diri).
4.     Apakah putra/putri kita mencorat-coret tembok? Apa yang Ayah/Bunda lakukan?
Saya menyediakan papan tulis putih dan marker, meskipun anak tetap mencoretkan marker di tembok dengan alasan papan tidak mencukupi. Maka saya hanya mengecat ulang tembok setelah putra/putri kita besar.
5.     Apakah putra/putri kita bersepeda di dalam rumah? Apa yang Ayah/Bunda lakukan?
Saya memilih mengosongkan rumah saya yang kecil demi memberi ruang gerak anak.
6.     Apakah putra/putri kita merengek ingin ikut ke manapun Ibu pergi? Apa yang Ayah/Bunda lakukan?
Sekali waktu diajak, namun pada kondisi tertentu diberi pengertian.
7.     Apakah putra/putri kita meminta Ayah/Bunda berhenti bekerja atau tidak terlalu sibuk? Apa yang Ayah/Bunda lakukan?
Saya beri pengertian mengapa saya perlu bekerja/terlalu sibuk. Namun jika memungkinkan, saya menunggu izin dari anak saya.
a.     Saat saya akan melanjutkan S2 ketika anak bungsu masih SD, dia tidak mengizinkan dengan alasan nanti saya tidak sempat memperhatikannya. Ketika dia memasuki SMP dan dia lebih sibuk daripada saya (berangkat jam 6 dan pulang jam 6 karena asik dg Paskibra), maka baru dia mengizinkan saya.
b.     Saat saya akan mendaftar KS luar negeri, anak saya tidak mengizinkan. namun demikian dia menyilakan mana yang terbaik untuk saya. Dia sudah dewasa dan memiliki waktu sendiri.
8.     Apakah putra/putri kita sering meminta didongengi sebelum tidur? Apa yang Ayah/Bunda lakukan?
Meskipun mata tinggal 5 watt, mendongenglah, karena dongeng sebelum tidur luar biasa dampaknya. Pilih dongeng yang menginspirasi.

Pertanyaan terakhir:
Apakah yang Ayah/Bunda kerjakan antara pukul 18:00 s.d. 21:00?
Bisakah Ayah/Bunda berpuasa dari HP, TV, atau laptop?
Bagi Ayah/Bunda yang masih memiliki anak sekolah, dampingilah putra/putri kita dalam belajar.
Bagi Ayah/Bunda yang sudah tidak memiliki anak sekolah, mengobrollah dengan keluarga, mengaji, atau melakukan kegiatan positif lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar