Jumat, 27 November 2015

Ketika Plagiarisme Dibiarkan

Plagiarisme...

Plagiarisme, ya... sebuah kata yang sangat sederhana, yang terabaikan oleh siapapun... namun itulah cikal bakal korupsi.

Penyakit itu bermula ketika guru membiarkan kecurangan siswa berupa 'mencontek'.
Kebiasaan mencontek siswa disebabkan karena penggunaan buku teks yang kurang memancing kreativitas dan imaginasi siswa, serta jawaban yang sudah ditentukan sejak awal.

Untuk itu, muncullah keinginan untuk mengubah kebiasaan siswa menyontek, yaitu dengan menggunakan materi otentik dalam pembelajaran.

Artikel ini tidak terlalu menarik, karena kurang adanya inovasi, namun saya menyoroti perubahan moral, dari terbiasa menyontek menjadi terbiasa bekerja sendiri.

Implikasi pedagogis dari tulisan ini adalah terhindarnya kebiasaan siswa dalam menyontek sehingga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menjadi pembelajar dengan wacana sosial yang tinggi.

Saya sangat ingin meneriakkan gagasan itu di forum nasional, yaitu SimposiumGuru2015. Sayang sekali, panitia kurang tertarik meloloskannya.

Mereka lebih suka artikel yang spektakuler, yang belakangan ternyata plagiat.

Ingin tahu lebih dalam artikel saya? Baca di sini.https://drive.google.com/file/d/0B-V2dqu6WI1ERVNLMEt3MlRLYnc/view?usp=sharing

2 komentar:

  1. plagiat memang sudah terkesan pembiaran bu... karena dianggap sepele ...

    BalasHapus
  2. Mereka tidak menyadari bahaya plagiarism.

    Orang mengira korupsi terjadi karena situasi mendukung.

    Nooo...
    Semua bermula dr plagiatism

    BalasHapus