Jumat, 06 November 2015

KI/KD, dan Penilaian dalam Kurikulum 2013, antara Fakta dan Harapan

Mulai tahun 2013, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di beberapa sekolah. Rencana awal baru dilaksanakan bertahap pada kelas awal, seperti kelas 1, 4, 7, dan 10.
Namun secara tiba-tiba, pada tahun 2014, seluruh sekolah wajib menerapkannya pada 2 tingkat kelas bawah, yaitu 1, 2, 4, 5, 7, 8, 10, dan 11.

Secara maraton, berbagai sosialisasi dan pendampingan dilaksanakan.
Ada beberapa permasalahan dari pelaksanaan Kurikulum 2013, di antaranya:
1. Pelatihan
Para instruktur nasional rupanya sama bingungnya dengan peserta pelatihan, sehingga saat pelatihan, IN hanya meminta peserta mengerjakan LK, tanpa membahasanya.

2. Pendampingan:
Banyak guru sasaran tidak memahami apa yang harus dilaksanakan karena mereka kurang mampu memahami Kurikulum 2013.

3. Rumusan KD
Beberapa rumusan KD membingungkan guru, baik kata kerja yang digunakan maupun urutannta.

4. Penilaian
Siswa dinyatakan naik kelas jika nilai sikapnya minimal B.
Untuk itu, dari awal nilai sikap siswa sudah ditentukan, apapun sikap siswa, yaitu B.
Dengan demikian, penilaian sikap sisa yang semula diharapkan bisa membangun karakter siswa, justru mengembangkan ketidakjujuran guru.

Berdasarkan fakta di atas, penulis merangkum permasalahan di atas dalam sebuah makalah hasil gagasan agar mendapatkan tanggapan dari para penentu kebijakan.

Makalah bisa didownload:
1. bahasa Inggris di sini
2. bahasa Indonesia di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar